HNLMS Abraham Crijnssen : Kapal Penyapu Ranjau Yang Berkamuflase Menjadi Pulau


Kapal HNLMS Abraham Crijnssen

Kisah unik ini terjadi pada februari 1942, dimana Hindia-Belanda diserang Oleh Pasukan kekasiaran Jepang. Dimana kekuatan sekutu (Belanda, Inggris dan Amerika Serikat) yang saat itu menguasai perairan pasifik mengalami kekalahan yang telak dilaut jawa dan selat sunda. Sehingga kekuatan sekutu yang tersisa terpaksa diperintahkan mundur ke Australia. Pada saat itu terdapat 4 kapal penyapu ranjau yang tersisa di Hindia-Belanda yaitu :

1. HNLMS Pierre De Bitter
2. HNLMS Ilan Du Bois
3. HNLMS Yan Van Amstel
4. HNLMS Abraham Crijnssen

Mereka terjebak di Surabaya, dikarenakan saat itu jepang sudah berada di laut jawa dan selat sunda . Kemudian HNLMS Pierre De Bitter dan HNLMS Ilan Du Bois ditenggelamkan di surabaya untuk mencegah jatuh ketangan Jepang. Sementara HNMLS Yan Van Amstel ditenggelamkan oleh Kapal Perusak (Destroyer) Asashio di selat Madura, setelah diketahui lokasi nya oleh pesawat pengintai Jepang.

Dan hanya satu yang tersisa yaitu HNLMS Abraham Crijnssen yang bersembunyi diantara pulau-pulau Kecil. Khawatir di tengah perjalanan ditemukan oleh pesawat tempur atau kapal perang Jepang yang memiliki persenjataan modern, mereka mulai mencari strategi untuk menghindarinya.

HNLMS Abraham Crijnssen dengan penyamaran pulaunya

Kemudian ditemukan ide unik yaitu dengan membuat kamuflase atau menyamarkan kapal menjadi seperti kepulauan kecil. Kebetulan di wilayah perairan Indonesia terdapat banyak kepulauan kecil. Kemudian kapal Abraham Crijnssen dicat dengan warna hijau dan ditutupi dengan batang pohon, ranting, serta dedaunan.


Sekilas penampilan kapal berubah seperti kepulauan tropis kecil yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Kemudian pada 6 Maret 1942 sekitar pukul 21.40 WIB, kapal Abraham Crijnssen berangkat meninggalkan pelabuhan Surabaya.


Meski sudah menggunakan penyamaran, perjalanan sengaja dilakukan pada malam hari untuk menghindari pesawat tempur dan kapal laut Jepang.

Apalagi kecepatan kapal maksimal hanya 15 knot (28 Km/jam) dan persenjataan yang dimiliki tidak memadai, hanya satu senapan 3 inchi dan dua meriam Oerlikon 20 mm. Kemudian pada 8 Maret 1942 kapal Abraham Crijnssen tiba di Pulau Sumbawa besar untuk mengganti pohon-pohon dan daun yang sudah layu. Tanpa diketahui oleh warga setempat.

Dan Pada 9 Maret 1942, kapten kapal dan anak buahnya menurunkan sekoci untuk mencari informasi tentang keberadaan pasukan jepang di wilayah itu, dan diketahui wilayah Sumbawa bersih dari jepang.

Di keesokan harinya 10 maret 1942, para awak kapal mengumpulkan perbekalan dan meninggalkan Sumbawa, dan pada tanggal 20 maret 1942 Kapal ini berhasil lolos dan mencapai wilayah Freemantel, Australia bagian Barat, Kapal Abraham Crijnssen merupakan kapal terakhir yang berhasil lolos dari sergapan pasukan Jepang di Jawa. Kapal Abraham Crijnssen jadi satu-satunya kapal penyapu ranjau kelas Jan van Amstel dari Angkatan Laut Kerajaan Belanda yang tersisa.

Kemudian HNLMS Abraham Crijnssen berada di bawah kendali Australia hingga perang dunia 2 berakhir.

Pada tahun 1960 kapal HNLMS Abraham Crijnssen diserahkan kembali ke belanda untuk menjadi kapal latih para kadet baru tentara angkatan laut belanda, hingga akhir nya Pada 1995, kapal Abraham Crijnssen diberikan kepada Dutch Navy Museum sebagai museum kapal perang di Den Helder, Belanda.

Kapal Abraham Crijnssen di museum Den Helder,Belanda


Komentar