Hasil Resensi Buku "Si Anak Badai"




Judul Buku : Si Anak Badai
Penerbit : REPUBLIKA PENERBIT
Penulis : Tere Liye
Jumlah Halaman : 322 Hal
Cetakan : Pertama, Agustus 2019
ISBN: 978-602-5734-93-9

Novel “Si Anak Badai” menceritakan tentang persahabatan empat anak laki-laki di Kampung Manowa. Persahabatan antara Ode si tukang ngebos, Malim yang bercita-cita menjadi saudagar besar dan suka berceloteh, Awang Baha si penyelam andal berpangkat sersan (serius tapi santai) serta Za si tokoh utama.

"Si Anak Badai"  julukan ini berasal saat mereka ikut melaut untuk menangkap ikan cakalang, nah ditengah laut lepas tersebut tiba-tiba ada badai yang menerjang kapal mereka, Za bersama temannya Ode bahkan hampir terseret badai namun akhirnya mampu menyelamatkan diri dan muncul lah julukan "Si Anak Badai" untuk geng mereka.

Awalnya novel ini menceritakan kehidupan Zaenal dan keluarganya, Za adalah anak seorang pegawai kecamatan bernama Zul, ibunya yang bernama Fatma hanyalah ibu rumah tangga yang punya pekerjaan sebagai penjahit.

Kehidupan dikampung Manowa awalnya baik baik saja, lalu datanglah utusan yang mengaku dari provinsi membawa kabar akan membangun sebuah pelabuhan di kampung mereka, jelas saja warga kampung menolak.

Sekalipun warga pada awalnya diberi iming iming tempat tinggal baru, mereka tetap menolaknya. Pak Kapten yang dianggap sesepuh kampung yang berani menyuarakan penolakannya hingga membuat utusan provinsi itu pulang dengan hati yang kesal sekaligus dendam. Masalahnya semakin bertambah rumit ketika tiba tiba ada perintah penangkapan Pak Kapten  lantaran kasus yang melibatkannya dimasa silam.

Disaat sulit tanpa adanya Pak Kapten sebagai sesepuh kampung, warga hanya bisa pasrah menghadapi kenyataan bahwa tempat tinggal mereka sebentar lagi akan digusur.

Bahkan ketika sekolah satu satunya dikampung itu dirobohkan tidak ada yang mampu berbuat banyak, membuat anak anak menangis karena sekolah mereka digusur.Tapi tidak untuk geng "Si Anak Badai" ini, mereka berusaha mencari cara untuk menggagalkan rencana pembangunan pelabuhan itu.

Hingga akhirnya dengan kekompakan dan semangat membara meraka berempat, mereka mampu membawa bukti yang mampu menyelamatkan kampung mereka dari penggusuran.

Karakter dalam Novel Si Anak Badai

1. Zaenal (karakter utama) : biasa dipanggil Za, seorang anak kelas 6 Sd yang bercita cita jadi ahli cuaca agar ia mampu memperkirakan akan ada badai atau tidak, Za ini adalah anak yang pantang menyerah dan setia kawan.

2. Fatahillah : adik Za yang pertama, Fat ini anak kelas 5 Sd, ia merupakan anak yang suka protes.

3. Thiyah : adik Za yang kedua, Thiyah kelas 3 Sd, merupakan anak yang cerdik dan penurut dan terkadang suka minta diperhatikan.

4. Ode : teman sekelasnya Za yang juga anggota geng "Si Anak Badai", Sifatnya suka nge-bos.

5. Malim : teman Za yang juga anggota "Si Anak Badai", Malim ini anak yang banyak celotehnya, juga sok pintar.

6. Awang : teman Za yang juga anggota "Si Anak Badai", Awang ini pandai berenang, pembawaannya serius tapi santai.

7. Fatma : Mamaknya Zaenal, merupakan sosok ibu yang menyayangi keluarganya, Mamak ini orangnya tegas namun lembut.

8. Zul : Bapaknya Zaenal, seorang pegawai kecamatan, bapak ini tipe orang yang suka bercanda dan romantis.

9. Sakai bin Manaf atau Pak Kapten : merupakan sesepuh di kampung, orang kampung memanggilnya Kakek, suka berbicara sesukanya marahpun juga sekehendak hatinya, suka menakuti anak anak kampung dengan ancaman mengutuknya jadi kodok muara, tapi kakek ini merupakan orang yang baik hingga disegani warga kampung.

10. Paman Deham : Anaknya Pak Kapten

11. Rahma : Anak Paman Deham yang juga sekelas dengan Za, Rahma ini gadis yang baik.

12. Wak Sidiq : Kepala Kampung Manowa.

13. Mutia : Anak Wak Sidiq, kelas 1 Sd, punya tape recorder yang dipakai untuk merekam suaranya.

14. Kak Ros : Seorang pemilik warung dekat sekolah.

15. Wak Adnan Buyung : Seorang Penasihat Hukum, Adiknya Wak Sidiq.

16. Pak Puguh : Seorang penjaga kantor kecamatan.

17. Guru Rudi : Guru mengaji di Manowa.

18. Bu Rum : Guru Matematika di sekolah, tipe guru yang perhatian terhadap muridnya.

19. Bang Kopli : Pemilik kedai kopi.

20. Pak Alexander : Orang yang berniat membuat pelabuhan di kampung Manowa, seorang yang licik dan mementingkan diri sendiri.

21. Camat Tiong : Seorang Camat yang jadi kaki tangannya Pak Alex, ia seorang yang haus kekuasaan dan serakah.

22. Pak Mustar : Seorang kepala pekerja yang menangani proyek pelabuhan.

 

 

Kelebihan

Alurnya yang tidak mudah ditebak, karakter tiap tokohnya yang digambarkan dengan luar biasa. Setiap tokoh punya ciri khas nya masing-masing.  Banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran dari isi cerita dalam novel ini. Tentang kasih sayang orangtua khususnya Ibu, dan tentang kesederhanaan sebuah keluarga.

 

Kekurangan nya

Setelah saya membaca buku ini ada kesalahan/typografi penulisan yang ditemukan di buku ini. Terdapat di halaman 229 "kali ini mereka tidak sibuk mengolokku, melalinkan..."


Mohon maaf jika ada kekurangan atau kesalahan, dikarenakan ini postingan pertama saya :)).

#Unsika
#UniversitasSingaperbangsaKarawang 
#PBSIUnsika
#nulisbersama

Komentar